Monday, December 29, 2008

Day 9

Country First vs People's President

MENGIKUTI Republican National Convention (RNC) di Minneapolis-Saint Paul memang terasa bedanya dengan Democratic National Convention (DNC) di Denver.

John McCain bisa menyusul rating Barack Obama di polling dengan cara mengkontraskan dirinya.

Di DNC, Obama dan pembicara lain selalu menekankan bahwa Demokrat akan memberikan presiden yang merakyat. Sedangkan di RNC, John McCain dan pendukungnya justru terus-menerus menekankan bahwa negara dan patriotisme adalah segalanya.

Karena McCain adalah mantan tawanan perang di Vietnam, maka inilah modal terbesarnya yang bisa dikembangkan jadi tema kampanye.

Sedangkan George W. Bush yang sekarang lagi jadi ”lame duck president” mengingatkan bahwa McCain yang pahlawan perang inilah yang nantinya bisa menjaga Amerika dari terorisme.

Bahkan Joe Lieberman, senator Independen yang mantan running mate John Kerry dari Demokrat empat tahun lalu, tidak segan-segan mengatakan bahwa McCain adalah calon presiden yang dihormati di dalam negeri dan ditakuti musuh.

Selain itu, musik-musik heroik yang berirama mars terus-menerus dimainkan di RNC dan banyak veteran perang dengan peci khasnya hadir di situ.

Benar-benar kontras dengan DNC yang selalu berirama kerakyatan.

Stadion yang dipakai sama-sama penuh, tapi yang lebih penting adalah media elektronik dan Internet.

CNN dan Fox menyiarkan acara tersebut ke seluruh dunia. Bahkan, TV non-Amerika seperti BBC dan Al Jazeera juga menyiarkannya.

Belum lagi kalau kita bicara radio dan suratkabar.

Yang lebih seru lagi tentunya Internet.

Lewat Blackberry, saya bisa terus mengikuti perkembangan persaingan politik itu dari mana pun.

Termasuk reaksi dari publik dan lawan mereka.

Itulah New Wave Landscape yang bersifat Digital, Global, dan Future seperti telah dibahas kemarin.

Nah, para New Wave Marketer, sudah waktunya Anda belajar dari para politisi dalam me-marketing-kan idenya.

Apapun yang Anda katakan tentang produk Anda bisa direaksi dengan cepat dan instan oleh pesaing dan publik.

Lihat saja, bagaimana dengan gampangnya LSM mengkritik suatu produk tertentu secara terbuka.

Publik yang komplain tidak usah menunggu surat pembacanya dimuat oleh media massa, tapi malah bisa membuat media mereka sendiri. Kalau tidak puas terhadap suatu produk atau servis, orang tinggal mengirim e-mail ke milis atau berkomentar di blog.

Data terkini dari Technorati menunjukkan bahwa ada 175 ribu blog baru yang diciptakan setiap hari; sehingga saat ini tercatat ada 112,8 juta blog! Selain itu, para blogger ini juga memasukkan post baru sebanyak 1,6 juta per hari.

Tentu saja, blog-blog ini isinya macam-macam.

Ada yang merupakan blog dari fans berat sebuah merek. Misalnya saja ”The Nokia Blog” yang dibuat oleh Mark Guim. Mahasiswa Universitas Pace AS berusia 23 tahun ini bukanlah karyawan Nokia dan dia juga tidak dibayar oleh Nokia. Namun, saking nge-fans-nya dia terhadap produk-produk Nokia, Guim pun membuat blog yang sangat populer di kalangan pengguna Nokia ini.

Namun, tidak sedikit pula blog yang mengkritik merek tertentu. Yang paling terkenal adalah blog ”The Buzz Machine” yang pernah mengkritik keras perusahaan raksasa komputer Dell.

Jeff Jarvis, seorang jurnalis senior Amerika yang membuat blog tersebut, pada Juni 2005 memasukkan post yang isinya mengkritik keras customer support Dell. Di dalam blog-nya tersebut, saking jengkelnya, ia menggunakan istilah yang kemudian sangat terkenal, ”Dell Hell”.

Tanggapannya ternyata luar biasa. Sampai-sampai, komplain Jarvis tersebut, hanya dalam waktu dua hari setelah muncul di blog-nya, kemudian dipublikasikan di surat kabar The New York Times dan juga diterbitkan di majalah Business Week!

Menakjubkan, bukan, bagaimana seseorang lewat blog-nya mampu mempengaruhi citra sebuah perusahaan raksasa sekelas Dell?

Jadi, jangan pernah anggap sepele pendapat-pendapat tentang merek atau produk Anda yang ada di Internet, khususnya di blogosphere!

Kejadian di satu tempat juga dengan cepat merambat kemana-mana karena globalisasi informasi.

Mendadak saja, masa lalu produk atau brand kita jadi kurang relevan.

Yang lebih penting adalah, apakah produk atau brand kita masih relevan di masa depan.

Percuma saja Anda membangga-banggakan kehebatan produk Anda di masa lalu. Karena, cerita tentang kehebatan itu bisa hilang dalam sekejap mata lewat Internet seperti contoh ”Dell Hell” tadi.

Dengan demikian, kalau Anda mau jadi New Wave Marketer jelas harus jadi Digital Marketer, Global Marketer maupun Future Marketer!

Walaupun produk yang dijual cuma produk non-digital, lokal, dan masih produk masa lalu.


Hermawan Kartajaya

0 comments:

Blog Archive


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Ebook Download